JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana
menghapus mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Rencana itu
disambut baik anggota Komisi X DPR RI, Rohmani.
Rohmani memandang kebijakan tersebut tepat agar murid-murid bisa fokus pada pembudayaan bahasa Indonesia sejak SD. "Ini keresahan kita selama ini. Karena bahasa menjadi salah satu identitas sebuah bangsa," kata Rohmani, Kamis (18/10).
Rohmani berpendapat perubahan tersebut menjadi hal yang positif guna menanamkan nilai nasionalisme kepada anak didik. Sebab menurur Rohmani bahasa Indonesia bisa menjadi perekat kebangsaan pada anak-anak sejak dini.
Bahasa Indonesia jangan dipandang sebagai pengetahuan tata bahasa semata. Namun bahasa Indonesia juga menjadi media pembelajaran akan kekayaan budaya bangsa, terutama pembelajaran sastra, papar Romhani.
Dahulu bahasa dan sastra tidak bisa dilepas dan menjadi satu paket pembelajaran di sekolah. ''Bahasa dan sastra adalah roh dari sebuah peradaban bangsa. Kita tahu, bangsa ini sangat kaya dengan bahasa dan sastra,” jelas Rohmani.
Lebih lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan pendidikan bahasa menjadi sarana penguatan karakter anak didik. Pendidikan bahasa Indonesia, kata dia, memiliki banyak manfaat bagi anak didik.
"Karena itu, menghapuskan pendidikan bahasa Inggris di SD berarti memberikan kesempatan untuk memperdalam pemaknaan bahasa dan kebudayaan bangsa," sebutnya mengakhiri.
Rohmani memandang kebijakan tersebut tepat agar murid-murid bisa fokus pada pembudayaan bahasa Indonesia sejak SD. "Ini keresahan kita selama ini. Karena bahasa menjadi salah satu identitas sebuah bangsa," kata Rohmani, Kamis (18/10).
Rohmani berpendapat perubahan tersebut menjadi hal yang positif guna menanamkan nilai nasionalisme kepada anak didik. Sebab menurur Rohmani bahasa Indonesia bisa menjadi perekat kebangsaan pada anak-anak sejak dini.
Bahasa Indonesia jangan dipandang sebagai pengetahuan tata bahasa semata. Namun bahasa Indonesia juga menjadi media pembelajaran akan kekayaan budaya bangsa, terutama pembelajaran sastra, papar Romhani.
Dahulu bahasa dan sastra tidak bisa dilepas dan menjadi satu paket pembelajaran di sekolah. ''Bahasa dan sastra adalah roh dari sebuah peradaban bangsa. Kita tahu, bangsa ini sangat kaya dengan bahasa dan sastra,” jelas Rohmani.
Lebih lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan pendidikan bahasa menjadi sarana penguatan karakter anak didik. Pendidikan bahasa Indonesia, kata dia, memiliki banyak manfaat bagi anak didik.
"Karena itu, menghapuskan pendidikan bahasa Inggris di SD berarti memberikan kesempatan untuk memperdalam pemaknaan bahasa dan kebudayaan bangsa," sebutnya mengakhiri.
Sumber : http://www.republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar